Sabtu, 09 Januari 2010

ABRASI PANTAI ENGGROS

ABRASI PANTAI TANJUNG CEWERI (Kamp. Enggros)

KOTA JAYAPURA PROVINSI PAPUA

Isu Pamanasan global kini telah ramai dibicarakan hampir diseluruh dunia, karena memang pengaruh pemanasan global diprediksikan akan sangat mengancam dunia kedepan. Faktor utama penyebab terjadinya pemanasan global adalah efek ruma kaca, pembakaran bahan bakar fosil dan lain sebagainya. Sehingga berpengaruh terhadap lapisan ozon.

Pengaruh pemanasan global memang sangat betul dan efeknya sangat terasa hampir diseluruh dunia, hingga ke daerah Papua khusunya didaerah Kota Jayapura. Dimana pada siang hari efek panasnya sangat terasa hingga ± 350, suhu ini dirasakan sangat panas dibanding suhu panas ditahun-tahun sebelumnya.

Menurut beberapa ilmuan pengaruh pemanasan global ini juga telah mengakibatkan pencairan es didaerah kutup utara, sehingga terjadi kenaikan permukaan air laut. Naiknya permukaan air laut ini berpengaruh sehingga, ada beberapa daerah yang dulunya merupakan daerah darat kini telah berubah menjadi daerah laut. Misalnya di Pulau Papua, khusunya didaerah Kampung Enggros (Tg. Ceweri), Distrik Abepura Kota Jayapura.

Daerah Tg, Ceweri merupakan, sebuah Tanjung yang membatasi antara daerah lautan bebas dari Samudra Pasifik dibagian Utara dan dibagian dalamnya merupakan Teluk yang dikenal dengan nama Teluk Yotefa (Gbr 1).

Gambar 1. Tampak Tanjung Ceweri yang mengalami abrasi kuat, hingga kemungkinan akan putus (lingkaran merah) dan bagian dalam Tg. Marupakan Teluk Yotefa.

Daerah ini merupakan lokasi utama saya dengan teman-teman GEOST 06 USTJ melakukan penelitian, kerena dalam keseharian kami mengamati bahwa garis pantai pada Tg. Ceweri terus mengalami kemunduran. Sehingga diprediksikan kedepan Tg. Ceweri akan segera terputus dan air laut serta gelombang laut yang berasal langsung dari samudra pasifik masuk dan menyatu dengan Teluk Yotefa yang berada dibagian dalam Tg. Ceweri.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh saya dengan teman-teman didaerah Tanjung Ceweri Kampung Enggros, Kota Jayapura Provinsi Papua. Diketahui bahwa daerah Tg. Ceweri telah terjadi proses abrasi pantai yang cukup tinggi (Foto 1). Proses abrasi yang cukup tinggi ini dapat diketahui dari hasil pengamatan secara langsung dilapangan dan pengambilan data trep sediment, data swash and beck swash serta pengambilan data batimetri.

Foto 1. Tampak daerah sepanjang garis pantai Tanjung Ceweri (Kamp. Enggros), yang mengalami abrasi tingkat tinggi (lingkaran merah), sehingga mengakibatkan mundurnya garis pantai.

Dari hasil pengambilan data trep sedimen diketahui bahwa, proses abrasi pada daerah penelitian cenderung kearah Timur Tenggara, sedangkan proses sedimentasi cenderung kearah Barat-Barat Laut atau proses abrasi cenderung kearah Pantai Holtekamp sedangkan proses sedimentasi cenderung kearah Kaki Bukit Skyland.

Proses abrasi pantai ini juga disebabkan oleh pengaruh pasang surutnya air laut dan tinggi gelombang. Dimana diketahui bahwa Tinggi gelombang maksimum rata-rata pada daerah penelitian yaitu 118.6667 Cm, tinggi gelombang minimum rata-rata pada daerah penelitian yaitu 90.46296 Cm dan panjang rata-rata gelombang pada daerah penelitian yaitu 3.347592593 m (Foto 2). Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa kekuatan gelombang pada daerah penelitian yaitu sebesar 0.001800208 watt.

Foto. 2. Pengambilan data gelombang disekitar daerah Tanjung Ceweri. Bertujuan untuk mengetahui nilai kekuatan gelombang, tinggi gelombang dan kecepatan rata-rata gelombang

Dengan tinggi gelombang, panjang gelombang dan kekuatan gelombang yang demikian maka, sangat mempercepat proses terjadinya abrasi pantai. Proses erosi dan abrasi pantai ini juga diperkuat dengan pengambilan data swash and beck swash. Dari hasil pengambilan data tersebut dapat diketahui bahwa pada saat terjadi gelombang yang menerus kearah darat atau pinggiran pantai, material yang dilepaskan dari laut kedarat cenderung lebih sedikit (Swas sedikit), dibandingkan dengan material yang ditarik dari arah darat ke laut lebih banyak (Beck Swash banyak) (Foto 3).

Foto 3. Tampak gelombang disepanjang garis pantai yang menunjukan kekuatan, kecepatan dan tinggi gelombang. Gelombang ini sangat membahayakan jika masuk hingga kedalam teluk Yotefa.

Pengaruh dari kegiatan abrasi pantai ini, mengakibatkan sehingga garis pantai Tg. Ceweri terus mengalami kemunduran hingga sekarang. Dari hasil pengukuran dan pengambilan data lapangan dapat diketahui bahwa pada saat terjadi air pasang Tg. Ceweri hanya menyisahkan jarak kurang lebih 1,5 m lagi untuk air laut masuk dan tembus mencapai Teluk Yotefa yang berada dibagian dalamnya (Foto 4 dan Foto 5).

Foto 4. Tampak pantai Tanjung Ceweri (Holtekamp) yang mengalami abrasi, sangat kuat hingga kemungkinan besar akan terputus dan menyatu dengan air laut didalam teluk Yotefa.

Foto 5. Tampak pengaruh abrasi yang cukup kuat, hingga garis pantai mengalami kemunduran. Dengan demikian jika terjadi air pasang permukaan air laut akan naik, hingga menyisahkan jarak kurang lebih 1,5M untuk mencapai perairan didalam teluk Yotefa.

Harapan saya dengan teman-teman GEOST 06 USTJ adalah biarlah di hari ulang tahun Kota Jayapura nanti yang genap berusia 1 abad, maka program kerja Pemerintah selanjutnya adalah memperhatikan masalah ini, sebab kasihan masyarakat Kamp. Enggros. Mereka kini susah didalam mencari ikan didalam Teluk Yotefa, padahal Teluk ini dulunya ramai dikunjungi ikan dan biota lautnya. Namun kunjungan ikan-ikan itu sudah berakhir lama, karena teluk ini telah dipenuhi dengan limbah sampah dan botol-botol yang berasal dari pencemaran dan limbah masyarakat melalui S. Sborgonjie (kali Kotaraja) dan Kali Acai yang masuk melewati pasar Yotefa. Persoalan ini akan bertambah parah jika Tg. Ceweri Putus. Apalagi Papua merupakan daerah rawan bencana gempa bumi hingga sering berpotensi tsunami, maka daerah ini bisa saja mengalami hal tersebut.

Tolong di perhatikan ya……………!!!!!

Mungkin ini adalah tulisan saya yang terakhir kalau tidak ada halangan yang berarti saya akan menulis lagi, karena sekarang saya harus berkonsentrasi pada Tugas Akhir (Skripsi). Saya ingin cepat selesai kuliah, karena kalau lama-lama dari mana saya akan mendapatkan biaya, dengan kondisi orang tua satu (Bapa) yang hanya sebagai petani dan bertempat tinggal disebuah desa kecil di bagian barat dari ibu kota Maybrat. Saya juga berkeinginan untuk cepat selesai agar bisa memenuhi cita-cita saya yaitu bekerja di perusahaan Gold Exploration. Saya juga memohon maaf jika dalam penulisan saya ada kata-kata yang menyingung, kurang penulisan huruf, pengulang-ulangan kata, penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku dan masih banyak lagi kekurangan lain. Mohon agar dimaafkan karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran untuk merangkaikan kata-kata menjadi sebuah kalimat, sebuah kalimat menjadi sebuah paragraph dan sebuah paragraph menjadi sebuah tulisan. Maaf ya………!!!!!

Papua penuh dengan kekayaan alam dan rahasia-rahasia alam lainnya yang harus diangkat dan diceritakan agar diketahui oleh seluruh dunia, sebab Papua merupakan satu-satunya surga bumi yang tersisa . Papua Ko Pangaruh……………!!!!!!!

Provil tem Geost 06 USTJ.

Ketua; Iryanto C. Rumbewas

Anggota; Chris M. Loupatty, Dedy Sappa, Rendy Longe, Isak S. Mulu, Djantifanus Ohee, Unipki Ningdana, Elson Medodga, Frans Mange, Salmon Tablaserai, Nofian Kulla, Christian Y. Pangemanan, Diana Werbabkay dan Saya sendiri Maylon Vananten Nauw.


Senin, 04 Januari 2010

LABORATORIUM ALAM GEOLOGI

SALAH SATU LAB. ALAM GEOLOGI
PALING TERLENGKAP DIDUNIA


Berbicara tentang Ilmu Geologi Jelas tidak ada ujungnya, kecuali dunia ini berakhir. Dari pengertiannya diketahui bahwa Geologi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang bumi.
Ilmu geologi itu sendiri memiliki banyak sekali cabang-cabang yang mempelajari tentang bumi secara lebih spesifik, sehingga didalam ilmu geologi kita dituntut untuk tidak hanya menguasai materi, software semata-mata tetapi harus munguasai alam. Karena yang dipelajari di Ilmu Geologi hampir semuanya berhubungan dengan alam sehingga pada saat kegiatan praktikum tidak cukup di Lab. Dalam bentuk ruangan tetapi harus juga dilakukan dilapangan (alam bebas).
Daerah Jayapura merupakan bagian dari Pulau Papua dengan kondisi tektonik yang sangat unik dan rumit untuk dipelajari. Sehingga tepat untuk dijadikan sebagai Lab. Alam geologi untuk kegiatan praktikum dan geologi wisata.
Data-data geologi yang bisa dipelajari berupa data Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi , Air Bawah Tanah, Geologi Kelautan, Sedimentologi dan Endapan Mineral. Semua data-data ini ada ditengah kota dan dapat dijangkau dengan berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan.


MORFOLOGI

Kenampakan bentuk perbukitan Denudasional di daerah Skyland (D2), dengan jenis soil pedalfer, vegetasi jarang dan setempat-setempat juga dijumpai alur-alur erosi berupa gully erosion. Morfologi ini memanjang Timur-barat dengan Litologi penyusun berupa kelompok batuan bancuh (batuan campur aduk). Di foto dri arah Kotaraja dalam

Kenampakan bagian baratdaya-timurlaut dari subsatuan perbukitan bergelombang struktural denudasional Dari daerah Kotaraja-Waena (S1) yang di dominasi oleh litologi serpentinit. Sebagai latar depan merupakan sebagian bentuk lahan Karts Kotaraja (K1) dengan vegetasi heterogen yang lebat dan bentuk puncak yang cembung. Difoto dari daerah BUPER Waena

Kenampakan sebagian dari subsatuan perbukitan karts Kotaraja (K3), bentuk puncak relatif cembung dan bentuk lereng curam dengan vegetasi homogen yang lebat (x). Difoto dari daerah Kampus Uncen.

Tampak Gawir pada batugamping disekitar daerah Weref Jayapura. Di foto kearah Barat Daya

Tampak Foto Gua Karts dengan stalaktik di bagian atas (xx). Lokasi sungai Kotaraja

Kenampakan mata air pada batugamping berupa Volkus, lokasi Kali Acai. Difoto ke arah Barat.

Kenampakan bentuk-bentuk erosi lembar (Sheet erosi) disekitar daerah Organda

Pergerakan tanah berupa longsoran pada satuan bancuh disekitar daerah Jalan Baru-Pasar Yotefa. Difoto ke arah Timur Laut.

Bentuk morfologi laut berupa Lagon didaerah Kamp. Enggros. Difoto dari G.Mir kearah Timur Laut.

Bentuk morfologi Danau Sentani. Difoto kearah Barat dari daerah Yoka

Masih banyak lagi data-data geomorfologi lain yang ada disekitar daerah Jayapura yang bisa dijadikan sebagai Lab. Belajar, namun foto-fotonya tidak dimasukan berupa data Delta, Channel Bar, Point Bar, bentuk profil sungai, Ravine, Folkus, Gully, dolina dan lain-lain.


LITOLOGI

Batuan yang menyusun daerah Jayapura terdiri dari tiga jenis batuan yaitu Batuan Beku, Batuan Sedimen dan Batuan Metamorf. Perlu diketahui bahwa, dibelahan dunia lain tidak mungkin dijumpai sekaligus ketiga jenis batuan tersebut dalam lokasi yang sama dengan jarak yang sangat dekat. Namun didaerah Jayapura ketiga jenis batuan tersebut bisa dijumpai dengan jarak yang sangat dekat dan nampak jelas hubungan/kontak antar batuannya.

Foto hand specimen segar dari batuan beku peridiotit. Diambil dari daerah Ale-Ale (Padang Bulan, Abepura).

Foto hand specimen segar Chert (Rijang). Diambil dari daerah Abe Pante

Hand Speciman dari batu sekis klorit, dengan struktur yang membentuk fold minor oleh vein Quartz. Diambil dari sungai Kotaraja

Tubuh singkapan Batuan Amphibolit yang terkekarkan kuat di pinggiran Kali Kamwolker (Waena), tampak juga mata air yang mengalir arah Barat Daya dari rekahan-rekahan batuan. Di foto kearah Timur Laut.

Hand Specimen kuarsit diambil dari S. Kotaraja

Tubuh singkapan batugamping klastik atas (xx) kontak tidak selaras dengan batuan beku peridiotit dibawah (x), pada batas kontak dijumpai lempung bersisik sebagai bukti kontak struktur (tektonik). Lokasi Walikota difoto cenderung kearah Utara.

Tambah GambarSusunan lapisan antara batu lempung karbonatan didaerah Jalan Baru (Yoka), batuan ini cenderung miring kearah Timur Tenggara. Difoto kearah barat Daya.

Bentuk perlapisan/perselingan antara Konglomerat Bawah dan Batu pasir halus atas di daerah Puay. Difoto kearah Timur Laut.

Singkapan Batuan Konglomerat yang miring searah dengan arah aliran Kali Kamwolker (Konsekwen) didaerah Waena. Singkapan konlomerat ini masih termasuk dalam kelompok batuan bancuh. Di foto cenderung kearah Barat Laut.


Foto-toto Litologi di atas merupakan sebagian dari batuan yang tersingkap didaerah Jayapura. Namun tidak semua batuan dapat saya ambil foto-fotonya, namun batuannya masih dapat dijumpai didaerah Jayapura yaitu batugamping terumbu, diabas, Gneis, Sekis biru, Philite, Napal dan masih banyak lagi batuan lain yang belum saya dengan teman-teman petakan dan ketahui secara pasti karena ini masih merupakan tahap pembelajaran buat saya dan teman-teman GEOST USTJ 06. Dengan demikian sehingga jika daerah ini dijadikan sebagai lokasi praktikum petrologi untuk para junior geologist dirasa sudah bisa memenuhi standar.



STRUKTUR

Lokasi patahan minor antara blok batuan (bidang sesar) di depan Hotel Sentani Indah Hawai. Difoto cenderung kearah Barat Daya.

Bidang glinciran antara blok batuan sepentinit didaerah Waena Perumnas Satu (Jln Ke Buper). Difoto kearah Barat Laut.

Body nage pada batuan beku peridiotit didaerah Jalan Baru-Pasar Yotefa. Body nage ini sebagai penciri kelompok batuan bancuh didaerah Jayapura. Difoto cenderung karah Timur Tenggara.

Shear Zone pada batugamping klastik didaerah Sipur (Waena). Difoto cenderung ke arah Barat Daya.

Perlipatan minor (Sinklin) pada batugamping klastik didaerah Koya. Difoto kearah Utara. Selain didaerah ini perlipatan juga bisa dijumpai di daerah Abe Pante pada singkapan batu lempung karbonatan (Napal).


Foto-foto diatas merupakan sebagian dari data struktur geologi yang terdapat di daerah Jayapura. Selain itu terdapat data-data struktur geologi lain yang bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran akan tetapi belum sempat dimasukan foto-fotonya yaitu, Picth, Gawir Sesar, Mata Air pada batuan beku, Intrusi Diabas, Air Terjun, Breksi Asi, data kekar dan masih banyak lagi data-data struktur lain yang bisa dapat dipelajari dan diamati oleh para junior geologist.


BAHAN GALIAN DAN MINERAL

Berbicara bahan galian dengan daerah Papua yang jelas Papua berada di urutan paling atas di Indonesia. Meskipun ada sebagian besar yang belum ditambang mengingat medan dan sebaran yang tidak meluas, namun jika dijadikan sebagai lokasi pembelajaran yang jelas sudah tidak bisa diragukan lagi dimuka bumi ini.

Garnierit warna hijau apel, sebagai mineral utama pada nikel. Di Jayapura mineral ini tersebar dari daerah Pasir enam, Walikota, Buper, Kantor Bupati Sentani, Depapre hingga kedaerah Ormu.

Zona Saprolit pada lapisan Nikel, Lokasi di daerah Pasir dua

Hematit didaerah Buper yang juga sebagai daerah endapan laterit

Alterasi endapan Placer (Pyrit) yang teroksdasi kuat (high ocsidation) didaerah S. Kotaraja. Alterasi ini terdapat pada batuan metamorf yaitu gneis.

Tampak Nuged Gold sebagai mineralisasi yang ditambang secara manual oleh masyarakat didaerah Entrop-Polimak (Dikutip dari foto skripsi Mitchel L. Daserona 2008).

Ada beberapa mineral yang di koleksi dan mineral ini terdapat didaerah Jayapura. Warna hijau mineral klorit, warna perak mineral Pyrit, kemudian warna kuning mineral kalsit dan warna putih dibelakang merupakan mineral Quartz.

Mineral Quartz, diambil dari daerah Depapre Kabupaten Jayapura


Ini hanya sebagian kecil mineral yang foto-fotonya dimasukan, namun dibalik itu masih ada puluhan hingga ratusan mineral-mineral yang terdapat di daerah Jayapura tetapi foto-fotonya belum dimasukan secara detail. Untuk bahan galian golongan C, berupa pasir batu (sirtu), batukapur dan material urungan dapat langsung diamati yaitu didaerah Polimak, Hamadi, Entrop, Ale-Ale Padang Bulan, Yoka, Waena Perumnas satu dan Daerah Kali Kamwolker.

Kondisi geologi Papua khususnya Jayapura sangat unik dan menarik jika dipelajari oleh para junior Geologist. Namun kendala mahasiswa Geologi Papua secara umum dan secara khusus Geologi USTJ yaitu kurangnya tenaga pengajar, literatur dan peralatan Praktek. Sehingga semua foto-foto di masukan merupakan sesuatu yang kami ketahui dan kami rasa ini masih sangat kurang sehingga perlu lebih banyak belajar lagi. Kepada siapapun terlebih khusus Senior Geologist yang membaca tulisan ini bantulah kami Geost Junior Papua, terutama jika ada kegiatan-kegiatan eksplorasi di Papua tolong libatkan kami agar mendapatkan pengalaman. Lebih baik anak Papua yang mencari Bahan Tambangnya sendiri dari pada orang lain, jika anak Papua yang mencari sendiri bahan tambangnya pasti semuanya akan mendukung mulai dari masyarakat dan pemerintah. Ibarat sepak bola di Negara Brasil yang sebagai pemberi devisa terbesar bagi negara, seharunya pemerintah Indonesia terlebih khusus Pemerintah Papua harus memperhatikan anak-anak Geologi dan Tambang yang kuliah dan belajar di Papua. Bila perlu membangun sekolah khusus dengan tenaga pengajar lengkap, bergelar tinggi dan fasilitas yang lengkap untuk kedua jurusan Tersebut. Dari pada perhatikan sepak bola, dan lain-lain yang hanya membawa nama daerah tapi tidak memberikan keuntungan sedikitpun untuk daerah, SoNdoR eeeeeeeeeeeee............!!!!


Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua Senior-Senior Geologist USTJ, terutama Bapak Hosea Asmuruf Selaku Orang Tua dan Senior (Mantan Dosen), Daniel Sonbait, Noris Mehue, Mitchel L. Daserona, Andreas Hurunama,Fredik Howay, Timotous Waroy (Alumni), Paul Baru, Elon Vadan, Frans Poilado, Fadly M.
Terima kasih juga kepada teman-teman angkatan 2006, Rendy Longe yang menyediakan sarana internet, chris M. Loupatty yang menyediakan sarana laptop, Yanto Rumbewas, Dedy Sappa, Daiana Werbabkay, Unipki Ningdana, Elson Meidodga, Salmon Tablaseray, Glend Latuny, Djantifanus Ohee, Ishak S. Mulu, Chistian Y. Pangemanan, Frans Mangge, Meky Pikey, Marthen I. Nauw dan Novian kulla dan semua pihak yang turut membantu.

Sabtu, 02 Januari 2010

ABEPURA

KELANJUTAN PEMBANGUNAN

DAERAH ABEPURA (KOTA JAYAPURA) KEDEPAN


Papua merupakan salah satu daerah di Indonesia bagian Timur yang sangat tertinggal, terutama dalam bidang pembangunan sarana infrastruktur, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. Sehingga kini pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah sangat berkerja keras untuk meningkatkan aspek-aspek pembangunan tersebut. Misalnya didaerah Abepura (Kota Jayapur) yang terletak dibagian Barat Daya Ibukota Provinsi Papua (Jayapura), daerah Abepura secara administratif termasuk kedalam wilayah Pemerintah Kota Jayapura.

Berkembang pesatnya kamajuan diera sekarang, mengkibatkan sehingga Pemerintah daerah Kota Jayapura terus melakukan pembangunan guna mengikuti perkembangan zaman tersebut, sekaligus membantu meningkatkan kesejahtraan perekonomian masyarakat.

Upaya kerja keras pemerintah tersebut telah membuahkan hasil, seperti didirikannya Pendidikan perguruan Tinggi didaerah Abepura sehingga menjadi pusat pendidikan terbesar di Tanah Papua, seperti Universitas Cendrawasih Jayapura (Uncen), Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) serta beberapa Universits-Universitas swasta lainnya. Selain itu didaerah Abepura juga telah dibangun fasilitas Perkantoran, Pendidikan TK, SD, SLTP, SMA, Fasilitas Ibadah, Pertokoan, Pasar dan lain sebagainya.

Semua upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah dan masyarkat Kota Jayapura itu sangat baik. Namun untuk perkembangan kedepan, daerah Abepura sudah tidak mungkin dikembangkan lagi karena eksistensi daya dukung lingkungan yang tidak cukup. Dari kenampakan secara topografi daerah Abepura merupakan daerah pedataran yang diapit oleh perbukitan bergelombang kuat dengan lereng sangat terjal di bagian Selatan (Belakang SMUNSA), perbukitan bergelombang sedang dibagian Utara (Skailand), dibagian Barat merupakan perbukitan bergelombang sedang yang membatasi antara daerah Abepura dan Waena, serta dibagian Timur dibatasi oleh Teluk Yotefa yang merupakan daerah laut. Jika kita melihat kedaerah pedataran Waena, kini juga telah dipenuhi oleh bagunan sehingga tidak ada lahan kosong untuk pengembangan kedepan.

Daerah kosong yang kini tersisa adalah perbukitan dibagian Selatan (Belakang SMUNSA). Daerah ini kedepan mungkin sudah tidak bisa dikembangkan, karena alasan bentuk topografi yang tidak mendukung. Sedangkan dibagian Utara (Skailand) kemungkinan bisa dikembangkan untuk pembangunan serana Infrastruktur seperti jalan yang kini dalam tahap pembangunan, pemukiman, pertokoan dan perkantoran. Namun persoalan utama yang harus diperhatikan adalah konstruksi bangunannya, karena secara geologi batuan didaerah Skailand-Rektorat Uncen, merupakan kelompok batuan Bancuh atau batuan campur aduk yang belum terlitifikasi dan terkompaksi secara baik menjadi suatu tubuh batuan sempurna, sehingga sangat mudah untuk lapuk dan terjadi pergerakaan tanah/longsor jika terjadi musim hujan. Selain itu secara geologi daerah Abepura sendiri dilalui oleh beberapa jalur patahan minor yang sangat rentan terhadap bencana jika terjadi gempa bumi dalam skala besar ( <7 SR)

Dari hasil pengamatan terhadap pedataran Abepura diketahui bahwa daerah ini sudah ramai dengan bangunan Infrastruktur dan pemukiman sehingga sudah tidak ada ruang kosong lagi untuk pengembangan Kota kedepan. Dengan melihat daya dukung lingkungan yang sudah tidak memungkinkan tersebut, maka warga masyarakat Abepura juga perlu menjaga lingkungan dan sumber daya alamnya. Karena untuk sementara ini kesadaran tersebut belum ada sehingga sering terjadi banjir pada musim hujan akibat penumpukan limbah sampah rumah tangga dan penebangan pohon secara liar, kemudian terjadi tanah longsor serta adanya aktifitas penambangan yang tidak mengikuti system penambangan yang baik sehingga kesannya dapat merusak lingkungan.

Dengan melihat semua aspek tersebut sehingga kedepan nantiya, daerah Abepura tidaklah harus dipaksakan untuk membangun seperti beberapa kota-kota besar dan dataran moderen serperti yang ada didaratan benua Eropa, Amerika dan beberapa benua lainnya. Kecuali perkembangan pembangunannya dipindahkan kearah Timur Tenggara yaitu didaerah Koya hingga Arso yang cukup datar dan luas.